Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

4 Studio Foto Milik Orang Jepang di Berastagi

Foto Gadis Penari Siberaya Fotografer : Fujisaki & Co Tahun : 1910an Lokasi : Medan Pada tahun 1913, tercatat ada 10 Fotografer Jepang yang berkiprah di Medan. Lebih banyak ahli foto orang Jepang di Sumatera dibandingkan dengan di Jawa. Di Berastagi pun ada studio foto milik orang Jepang yang beroperasi sejak tahun 1914. Namanya Studio Foto Asada. Yang mengelola Endou Yako. Sering tertulis di post card nama I. Asada. Dan juga Y. Asada. Kemungkinan Y adalah inisial dari nama kecil Asada yang kemungkinan berasal dari Yako. Tahun 1939 berpindah tangan kepada Tanaka Kajuro. Tak hanya Studio Foto Asada yang ada di Berastagi, kemudian ada juga Studio Foto Asahi dengan pemilik Shindo Kokichi, Studio Fujimoto dengan pemilik Fujimoto Sakuju dan Studio Foto Misao dengan pemilik Misao Yoshikuma. Para fotografer ini lah yang ikut mengabadikan keindahan panorama Taneh Karo dan budayanya. Foto-fotonya ada di postcard yang tersebar hingga ke seluruh dunia masa itu.

Gempa Batu Karang 19 September 1936

KETIKA BUMI bergetar. - Sebuah gempa keras yang menyebabkan rasa takut dan kekhawatiran di setiap tempat. Antara Medan Brastagi terlihat retak dalam di jalan Sabtu, 19-09-1936 Gempa parah   mengunjungi Sumatera Utara Sabtu pagi sekitar 08:30. Pesan dari Kaban Djahé yang mencapai kita saat ini jauh lebih serius.   Wartawan kami dari Kaban Djahé menulis : Sabtu menunjukkan bahwa gempa di Karolanden telah menyebabkan bencana yang serius. Di sawah di Batoekarang,   hilang empat belas orang.   Petak   sawah   yang sudah berbuah padi  jadi hancur. Menurut saksi mata, terasa keras selama goncangan   gempa, didorong dan kemudian disimpan di ke dalaman.   Dengan goncangan besar, tanah retak dan keluar air. Sejumlah   besar air muncul ke permukaan, seperti   bandjir besar berjalan mencari sungai. Orang-orang yang bekerja tidak   bisa bertahan hidup di sawah.   Ditemukan dua mayat, sementara empat belas orang hilang. Sebuah rumah di ladang rubuh   ketika bumi ber